Oleh MANSYUR ALKATIRI

Majalah UMMAT Thn. II No. 4, 19 Agustus 1996 / 4 Rabiul Akhir 1417 H

Frustasi oleh perlawanan pejuang Muslim Kashmir, India kini berusaha membunuhi para pemimpinnya.

TAK MAU LEPAS DARI JENAZAH SANG KAKEK. Korban eksekusi oleh pasukan India

Dua orang berkendaraan sepeda motor tiba di dekat pintu gerbang markas gerilyawan Muslim Kashmir di kota Anantnag, Sabtu sore (27/7). Salah seorang di antara mereka menanyakan letak tempat parkir pada seorang penjaga. Tapi penjaga itu menyuruh kedua pengendara tersebut pergi.

Namun, kedua orang itu tak mau pergi. Setelah sedikit adu mulut, si penjaga menembaki motor tamu tak jelas itu dengan senapan AK-47. Beberapa peluru mengenai tangki bahan bakarnya dan memercikkan api. Tiba-tiba, ledakan keras terdengar. Ternyata kedua pengendara tersebut membawa bom dan meledak ketika terkena tembakan sang penjaga.

“Motor itu terlempar ke atas menjadi gumpalan api. Saya kira ada gempa bumi,” kata Mohammad Alam, kepada kantor berita Associated Press. Saksi mata ini mujur, karena hanya mengalami cidera ringan. “Tak ada yang tertinggal, kecuali sebuah lubang besar,” tambahnya.

Ledakan besar itu menewaskan 6 orang dan melukai 17 lainnya. Tak kurang, 26 rumah di sekitar lokasi ikut hancur, kata Ghulam Ahmed Bhatt, seorang petugas polisi. Anantnag terletak 45 kilometer sebelah selatan Ibu Kota Srinagar.

Belum jelas benar siapa kedua pengendara itu. Tapi, menurut petugas polisi yang tak mau disebutkan namanya, yang menjadi sasaran adalah markas gerilyawan Kashmir itu. Tentunya adalah para pemimpin pejuang yang berada dalam markas tersebut.

Sasaran Baru

Akhir-akhir ini para pemimpin pejuang Kashmir memang menjadi sasaran pembunuhan. Pelakunya tak sulit ditebak: pemerintah India yang sudah hampir setengah abad mengangkangi wilayah itu dan agen-agennya di Kashmir. Hampir seluruh tokoh All Parties Hurriyat Conference (APHC), yang menjadi payung bagi puluhan organisasi perlawanan Kashmir, pernah mengalami percobaan pembunuhan. Upaya itu terakhir kali menimpa dua tokoh politik utama muslimin Kashmir, Abdul Ghani Lone dan Syed Ali Geelani. Mereka berdua selamat, meski sebuah bom mobil dan serangan granat menghajar rumah mereka di Ibu Kota Srinagar, pada 7 Juni 1996.

MUSLIMAH KASHMIR TANGISI JENAZAH SANG ADIK. Korban keganasan pasukan India setiap hari di Kashmir

Bom mobil itu menghancurkan rumah Ghani Lone dan rumah-rumah sekitarnya di Rawalpora. Tak kurang, 25 toko ikut porak-poranda. Beberapa orang luka-luka, termasuk dua orang aktivis APHC. Beberapa menit kemudian, rumah kediaman Syed Ali Shah Geelani di Hyderpora, Srinagar, diserang dengan granat. Tapi Geelani dan anggota keluarganya selamat. Geelani adalah ketua Hizbul Mujahidin, kelompok perlawanan terbesar.

“Ini upaya terang-terangan India untuk menghabisi para pemimpin Kashmir,” kata Abdul Ghani Lone. Tapi, menurutnya, kalaupun India mampu membunuh semua pemimpin Kashmir, perjuangan bagi penentuan nasib sendiri akan berlanjut. Sebab, pemerintah India takkan bisa membunuh seluruh rakyat Kashmir. Bagi Ghani, serangan Juni itu adalah serangan ketiga terhadap dirinya. Sedangkan bagi Geelani, itu percobaan pembunuhan yang keempat. Tahun lalu ia juga diculik dan baru dibebaskan setelah protes di seluruh negeri.

Maret lalu, ketua Front Islam Jammu dan Kashmir (JKIF), Sajjad Keno, dibunuh pasukan pendudukan India di Srinagar. Mereka juga membunuh tokoh Kashmir yang pro-India dan kemudian mengkambing hitamkan mujahidin Kashmir sebagai pelakunya. Tokoh Partai Kongres di Kashmir, Syekh Ghulam Rasool, ditembak mati tahun lalu. Ia anggota “majelis legislative” ke-13 yang dibunuh tahun lalu.

Hanya satu minggu setelah pembunuhan Rasool, Indian Rashtriya Rifles menculik dan membunuh Jalil Ahmed Andrabi, pengacara terkemuka dan ketua Kashmir Commission of Jurist. Sasaran berikutnya adalah ketua Front Pembebasan Jammu dan Kashmir (JKLF), Yaseen Malik, dan Sekretaris Jenderalnya, Shakeel Ahmed Bakhshi. Mereka berdua diserang di Anantnag. Bagi Malik, itu juga serangan ketiga. “Serangan itu dilakukan oleh agen India,” kata Javed Ahmed Mir, wakil ketua JKLF. Dua orang aktivis JKLF sampai kini masih hilang.

Perlawanan heroik muslimin Kashmir yang meletup kembali sejak 1989 telah menyebabkan korban tewas sampai 53.400 jiwa, yang umumnya dibunuh secara keji oleh pasukan pendudukan India. Antara lain, 11.000 pemuda yang disiksa sampai mati. Rakyat Jammu dan Kashmir yang mayoritas beragama Islam tak mau berada di bawah kekuasaan India. Ini dikuatkan oleh resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan diadakannya referendum penentuan nasib sendiri di Jammu dan Kashmir.

Tawaran otonomi oleh PM baru India, Deve Gonda, mungkin saja bisa sedikit meredakan ketegangan. Tapi itu tak memecahkan masalah. Soalnya, yang diinginkan rakyat Kashmir adalah: “Biarkan kami menentukan nasib kami sendiri.”* (Mansyur Alkatiri)

BACA JUGA:
Boris Yeltsin Membantai Muslim Chechnya
Ironi Perang Saudara di Filipina
Kashmir, Pemilu untuk Siapa?

By mansyur

One thought on “Upaya India Habisi Pemimpin Kashmir”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *