Memburu ‘Serigala’ Menghancurkan Desa
Oleh: Mansyur Alkatiri
Majalah UMMAT, Thn. I No. 16, 5 Februari 1996 / 15 Ramadhan 1416 H
Tak peduli keselamatan sandera, pasukan Rusia menyerang markas ‘Serigala Kesepian’.
Rusia akhirnya melancarkan serangan besar ke desa Pervomaiskoye, yang selama beberapa hari ini menjadi markas darurat pejuang Chechen. Desa yang masuk wilayah Republik Otonomi Muslim Dagestan inipun hancur akibat gelombang serangan helikopter, roket dan mortir, yang dimulai Senin (15/1/1996) kemarin. Rusia kelihatan tak peduli lagi nasib sandera. Yang penting pasukan komando “Serigala Kesepian” Chechen pimpinan Salman Raduyev harus dihabiskan. “Mereka itu para bandit yang harus dimusnahkan,” ujar jubir Pasukan Federal Rusia (FSS), Aleksandr Mikhailov.
Para pejuang yang jumlahnya sekitar 150 orang itu, berada dalam kepungan pasukan Rusia yang berusaha mencegahnya pulang kembali ke Chechnya. Rusia mengkhianati perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, yaitu mengijinkan para pejuang pulang ke Chechnya dengan imbalan pembebasan sandera. Pejuang telah membebaskan hampir semua sandera yang jumlahnya sekitar 2.000 orang itu. Hanya 100 orang yang dibawa sebagai jaminan.
Pejuang Chechen ini sebelumnya melakukan serangan terhadap markas tentara Rusia dan menduduki sebuah rumah sakit di kota Kizlyar, Dagestan. Mereka menyandera sekitar 2.000 orang, diantaranya polisi dan tentara Rusia. Kota Kizlyar dulu menjadi pangkalan Angkatan Udara Rusia ketika menyerbu Chechnya tahun lalu. Ini aksi kedua komando Chechen di luar wilayah Chechnya, setelah Shamil Basayev menyerbu kota Budennovsk, Juni lalu.
Nasib Sandera
Operasi ‘pembebasan sandera’ oleh pasukan Rusia itu banyak dipertanyakan orang. “Saya lihat itu 90 persen operasi militer dan 10 persen operasi pembebasan sandera,” ujar Dmitry Trenin, analis militer di Carnegie Institute of International Peace di Moskow. Kesan senada juga diungkapkan oleh Alexander Konovalov, dari USA and Canada Institute di Moskow. “Itu lebih nampak sebagai aksi militer tradisional terhadap kota yang diduduki pasukan musuh,” katanya.
Sementara Rusia melancarkan serangan berat, pejuang Chechen membalasnya dengan mortir dan senapan mesin. “Dalam kobaran api seperti itu, mustahil ada orang yang bisa selamat,” kata Karpukhin, penasehat pada Russian Emergencies Ministry. Kenapa Rusia tak peduli dengan nasib sandera yang juga warga Rusia?
Ada yang berpendapat, Presiden Boris Yeltsin sudah bulat mengambil keputusan untuk mengakhiri konflik di Chechnya dengan cara apapun, dan resiko apapun, demi memperbaiki citranya yang babak belur menjelang pemilu Juni nanti. Untuk tujuan itu pula ia menunjuk Nikolai Yegorov, seorang jendral garis keras, sebagai Kastaf AB baru, menggantikan Sergei Filatov yang lebih liberal. Yegorov bersama Menhan Pavel Grachev adalah otak serbuan Rusia ke Chechnya, Desember 1994.
Ada pula yang berspekulasi, orang-orang yang menjadi sandera kebanyakan adalah warga etnis Dagestan yang Muslim. Bukan etnis Rusia, sehingga para tentara Rusia tak begitu perduli dengan korban sandera. Ini berbeda dengan aksi di Budennovsk dimana yang menjadi sandera adalah warga etnis Rusia. Padahal para pejuang itu, seperti yang ditunjukkan oleh Basayev di Budennovsk dulu, bukanlah tipe orang yang tega menghabisi nyawa sandera sipil, apalagi sesama etnis Muslim Kaukasus. Sehingga bila operasi dilakukan secara lebih profesional, dengan tujuan membebaskan sandera, bukan mustahil berhasil.* (Mansyur)
BACA JUGA:
Kesepakatan Damai Chechnya-Rusia?
Erbakan, Sang Penentang Kemalisme
Muslim Ethiopia, Mayoritas yang Dipinggirkan
[…] Boris Yeltsin. Menurut jadwal, 5 Januari ini sudah tak ada lagi prajurit Moskow yang tinggal di Chechnya. Praktis rakyat Chechnya kini menganggap negaranya sudah merdeka, setelah 200 tahun berada di bawah […]
[…] JUGA: Israel Bunuh Yahya Ayyash Serangan Brutal Rusia ke Dagestan Bebaskan Sandera Erbakan, Sang Penentang […]
[…] punya pilihan lain selain bertindak,” kata salah seorang komandan muslim Tajik tentang pasukan Rusia. “Saya tahu kami sulit menang. Tapi mereka juga tidak akan menang. Kami akan menciptakan […]
[…] hanya ikut sebentar sebelum bergerak ke lapangan utama. Mereka memperlihatkan foto-foto Dudayev dan Shamil Basayev, komandan gerilyawan Chechnya yang memaksa pihak Rusia berunding, dengan menyandera 1.000 orang di […]