Majalah UMMAT, Tahun I No. 23, 13 Mei 1996 / 25 Zulhijah 1416 H
Pemerintah Hosni Mubarak semakin garang melabrak oposisi, dari mana pun datangnya. Awal April lalu, aparat keamanan Mesir kembali melakukan penangkapan terhadap 12 aktivis dan simpatisan kelompok Islam moderat, Ikhwanul Muslimin. Tiga di antara mereka adalah pendiri Partai Al-Wasat (Partai Tengah) yang didirikan aktivis kelompok ini bersama warga Kristen Koptik. Termasuk Ir Abul-Ula Madhi, ketua sementara partai yang tengah didaftarkan ke pemerintah ini.
Pendirian partai ini disambut oleh banyak kalangan politik Mesir dan dianggap sebagai kekuatan ketiga di antara pemerintah dan kelompok-kelompok oposan Muslim bersenjata. Namun, pemerintah Mubarak tak mau sependapat. Menteri dalam negeri menuduh Al-Wasat bertindak sebagai baju bagi Ikhwanul Muslimin.
Kedua belas orang yang ditangkap dituduh berusaha menjatuhkan pemerintah dengan kekerasan. Tuduhan ini ditolak mentah-mentah oleh mereka. Menurut keamanan, ke-12 orang itu terbukti memiliki buku serta brosur yang mengajak ke pemikiran dan metode Ikhwan.
Abul-Ula Madhi sebenarnya berharap pemerintah bisa memahami maksud pembentukan Al-Wasat, yaitu sebagai cara mengatasi krisis soal Islam politik.
Juru bicara partai baru ini, Rafik Habib, seorang Kristen, menggambarkan penangkapan itu sebagai upaya untuk menodai Al-Wasat, lalu menolak mengakui partai ini.
“Mereka sadar, kami dapat menarik perhatian kaum muda yang mencari jalan terbuka dan damai untuk terlibat dalam politik,” ujarnya.* MA Sumber: Al-Mujtama’, The Economist.
BACA SELENGKAPNYA:
Aktivitas Muslim Taiwan Meningkat
Rusia Bunuh Presiden Dudayev
Partai Al-Wasat: Wadah Muslim Moderat Mesir