29 Agustus 1526, Saat Sultan Sulaiman dari Turki Usmani Taklukkan Hungaria
Oleh: Mansyur Alkatiri
Hari ini 494 tahun silam (1526 M), sebuah sejarah besar ditorehkan Kesultanan Usmaniyyah (Ottoman) di Eropa Tengah. Pasukan Turki Usmani yang dipimpin langsung oleh Sultan Suleiman I (Suleiman the Magnificent – Suleiman yang Hebat) dan perdana menterinya, Pargali Ibrahim, berhasil menghancurkan Kerajaan Hungaria di kota Mohacs. Menyusul kekalahan itu, Hongaria terpecah dalam beberapa wilayah, tak lagi menjadi negara merdeka, berada di bawah kuasa Habsburg (Austria) dan Utsmaniyah selama beberapa abad.
Raja Louis II memimpin sendiri pasukan Kerajaan Hungaria. Ia juga didukung oleh Kerajaan Kroasia, Bohemia, Kekaisaran Romawi Suci, Bavaria, Kepausan Vatikan dan Kerajaan Polandia. Sedangkan Usmaniyyah didukung oleh negara vassalnya, Khanate Krimea (bangsa Muslim Tatar) dan pasukan Muslim Bosnia yang dipimpin Jenderal Ghazi Husrev Beg. Dalam pertempuran ini, Turki Usmani mengerahkan 60.000 tentara melawan 35.000 tentara Hungaria.
Turki Usmani memang sudah lama mengincar Hungaria guna memperluas wilayahnya sampai ke jantung Eropa. Apalagi setelah berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Balkan. Tapi yang menjadi pemicu invasi itu adalah tindakan Raja Louis II dari Hongaria menikahi Mary dari Habsburg pada tahun 1522. Utsmaniyah melihat aliansi perkawinan Jagiellonian-Habsburg ini sebagai ancaman terhadap kekuasaan Usmani di Balkan dan berusaha untuk menghancurkannya. Habsburg dan Rusia adalah rival utama Turki Usmani di Eropa.
Setelah menaklukkan Beograd (Serbia) di tahun 1521, maka Hungaria menjadi tujuan berikutnya sebelum merangsek ke Austria dan Bavaria (Jerman). Usmaniyyah menggunakan wilayah Serbia untuk menyerang Hungaria di seberang perbatasan.
Sungai Drava, anak sungai Danube, yang lebar dan dalam, tidak menjadi penghalang laju invasi Sultan Suleiman. Perdana Menterinya yang cerdik, Pargali Ibrahim Pasha, memerintahkan pasukannya membuat jembatan ponton (kapal-kapal tongkang) untuk menyeberangkan pasukan dan alat-alat perangnya. Penyeberangan ini memakan waktu lima hari. Sementara, Raja Louis dan pasukannya menunggu di dataran berawa di Mohacs. Raja Hungaria itu bermaksud memberi serangan kejutan pada pasukan Usmaniyah dengan pasukan ksatria berbaju baja, tapi pasukan Sulaiman lebih unggul dan merata, termasuk pasukan elit infanteri Janissari yang dipersenjatai dengan arquebus (senapan sundut), pasukan kavaleri sipahi yang lincah, dan meriam-meriam besar yang menggetarkan.
Pada awalnya kavaleri Hungaria berhasil menyebabkan banyak korban pada barisan depan pasukan Turki Usmani, namun pasukan elit Janissari akhirnya berhasil mengubah situasi pertempuran. Serangan meriam Turki makin memporak-porandakan pasukan Hungaria. Saat pasukan Hongaria mundur, mereka pun dikepung oleh pasukan kavaleri Usmaniyyah yang bergerak cepat. Hancur sudah pasukan salah satu negara Katolik di Eropa Tengah itu. Raja Louis II pun terlempar dari kudanya dan dibunuh saat coba melarikan diri.
Setelah sukses menghancurkan pasukan Raja Louis II di Mohacs, Suleiman bergerak ke kota Buda, ibu kota Kerajaan Hungaria pada 10 September dan berhasil menguasai kota penting itu. Tapi dua bulan kemudian mundur, kembali ke Istanbul. Tidak adanya penguasa tunggal membuat Hungaria kemudian tercabik-cabik dalam perang saudara selama bertahun-tahun, sampai pasukan Suleiman kembali menginvasi negara itu di tahun 1541 dan menguasai wilayah selatan dan tengah Hungaria sampai tahun 1699.
Kekalahan di Mohacs adalah tragedi besar bagi negara dan bangsa Hungaria, dan terus diingat sampai hari ini. Salah satu pepatah yang terkenal di Hungaria: “Lebih banyak yang hilang di Mohács.” Dalam perang ini, tak kurang 18.000 prajurit Hungaria menemui ajal. Sedang korban di pihak Usmaniyyah 2.000 jiwa.*
[…] Dan sekarang, setelah lepas dari komunisme, mereka juga menghadapi ancaman kristenisasi. Liga Islam Hungaria telah mengirim pesan bahaya ini ke berbagai organisasi Islam […]
[…] JUGA: Pertempuran Mohacs, Sultan Suleiman Taklukkan Hungaria Di Hungaria, Masjid Pasha Qasim Diubah Menjadi Gereja Katolik Hagia Sophia dan Kemunafikan […]
[…] JUGA: 23 September 1821: Yunani Bantai 30.000 Muslim di Tripolitsa Pertempuran Mohacs, Sultan Suleiman Taklukkan Hungaria Hagia Sophia dan Kemunafikan […]
[…] BACA JUGA: Perang Salib Nikopolis, Saat Turki Usmani Torehkan Aib Besar di Wajah Eropa 23 September 1821: Yunani Bantai 30.000 Muslim di Tripolitsa Pertempuran Mohacs, Sultan Suleiman Taklukkan Hungaria […]
Memang sudah suatu.keharusan ummat muslim di seluruh dunia bersatu dan membentyk.kekhalifahan agar ummat muslim tidak dikuasai.bangsa kafir & Yahudi. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang berikhtiar, berjuang & memperjuangannya….
Wahai kaum.muslimin janganlah mau diadu domba….bersatulah
[…] bekas komunis meraih kekuasaan kembali di beberapa negara Eropa Timur, seperti Bulgaria, Slowakia, Hungaria, Polandia dan Ukraina. Tahun lalu, Berisha, yang berasal dari Partai Demokratik, berhasil […]