Oleh MANSYUR ALKATIRI

Majalah UMMAT, Tahun I No. 24,  27 Mei 1996 / 9 Muharram 1416 H

Ketua Parlemen Muslim Inggris Meninggal

Kalim Siddique (64), salah satu tokoh utama Muslim Inggris, meninggal dunia Kamis (18 April 1996), di Afrika Selatan, akibat serangan jantung. Pendiri dan ketua Parlemen Muslim Inggris ini berpulang saat menghadiri International Conference on Creating a New Cicilization of Islam di kota Pretoria.

Siddique dikenal sebagai tokoh gerakan Islam internasional. Selama masa hidupnya ia getol menggalang persatuan antar gerakan Islam di seluruh dunia. Setiap tahun ia mengorganisir seminar Gerakan Islam yang mengundang kelompok-kelompok Islam dari puluhan negara. Ia amat vokal menentang kemunafikan negara-negara Barat menghadapi Islam.

Nama Siddique menjulang pada akhir 1980-an, saat ramainya kasus Salman Rushdi. Ia mendukung kuat “fatwa” Imam Khomeini yang menghukum mati si penghujat Islam itu. Dukungan tersebut di manifestasikan pula dalam demonstrasi protes di jalan-jalan Inggris.

Salah satu langkah besarnya adalah mendirikan Parlemen Muslim Inggris pada 1992 demi mewakili kepentingan muslimin Inggris. Pendirian ‘parlemen’ ini ditentang keras oleh pemerintah London. Dalam pidato pembukaannya, Siddique langsung menyerukan agar Muslim tak mentaati peraturan apapun yang mereka rasakan bertentangan dengan Islam.

Kalim Siddique lahir pada 15 September 1931 di India, yang saat itu jajahan Inggris. Sejak remaja ia sudah aktif menentang penjajahan Inggris. Pernah suatu hari, dalam sebuah demo ia hampir saja terkena peluru yang ditembakkan polisi Inggris. Peluru itu membunuh temannya yang persis ada di belakangnya.

Ketika negara Pakistan terbentuk sebagai pecahan dari India, ia menggabungkan diri dengan Gerakan Khilafah di kota Karachi, dan menjadi redaktur surat kabar gerakan tersebut, The Independent Leader. Lalu bersama beberapa anggota gerakan tersebut ia pindah ke London pada awal 1952.

Pada 1960-an ia menyibukkan diri dalam dunia pendidikan, hingga meraih master di bidang ekonomi dan kemudian meraih PhD dalam studi Hubungan Internasional dari University College, London.

Nama aktivis Islam ini mulai harum di dunia Islam saat mendirikan Muslim Institute di London, tahun 1972. Lewat lembaga ini ia rajin mengkampanyekan Islam politik melalui tulisan-tulisannya. Sebelumnya ia bekerja sebagai wartawan di surat kabar terkemuka Inggris, The Guardian, selama 8 tahun. Ia meraih doktor dari University College London.

Sebagai pengganti Siddique, Parlemen Muslim telah memilih Muhammad Ghayasuddin (57) sebagai ketuanya yang baru, Senin lalu. (MA)

BACA SELENGKAPNYA:
Kashmir, Pemilu untuk Siapa?
Perangkap Jalan Israel
Muslim Pattani Bertahan di Pondok

By mansyur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *