Resah Digilas Hindutva
Oleh: Mansyur Alkatiri
Majalah UMMAT No. 25 Thn. I / 10 Juni 1996 /23 Muharram 1416 H
Kemenangan BJP dalam pemilu membuat cemas umat Islam dan minoritas lain.
Muslim India cemas menunggu sidang parlemen baru yang dijadwalkan berlangsung 30 Mei 1996. Hari itu, nasib pemerintah baru pimpinan Perdana Menteri Atal Behari Vajpayee dari Partai Bharatiya Janata (BJP) akan dipertaruhkan dalam sebuah mosi kepercayaan di parlemen. Bila BJP mampu mengantongi separo plus satu suara dari 545 anggota parlemen, selamatlah nasib pemerintahannya. Bila tidak, Vajpayee bakal tercatat sebagai pemimpin pemerintahan terpendek dalam sejarah negeri ini.
Umat Islam yang jumlahnya 16 persen dari 930 juta penduduk India sangat khawatir jika partai radikal Hindu itu memerintah. Begitupun kalangan Kristen yang lebih kecil jumlahnya. Mereka telah beberapa menjadi sasaran serangan kaum fanatik Hindu yang bersekutu dengan BJP. Masjid dan gereja acap diserang. “Ini pemerintahan fasis,” tuding Syed Shahabuddin, bekas diplomat dari Partai Samata -partai yang kini terancam pecah menyusul keputusan ketuanya, George Fernandes, mendukung Vajpayee.
Luka paling dalam umat Islam atas perilaku Bharatiya Janata terjadi pada Desember 1992, ketika para para pengikut partai Hindu itu beserta sekutu-sekutunya menghancurkan Mesjid Babri di Ayodhya. Kaum fanatik Hindu India menganggap masjid tua yang berasal dari abad ke-16 itu dibangun di atas reruntuhan kuil Rama.
BJP juga menghendaki diberlakukannya hukum sipil -tentu yang berwarna Hindu- yang seragam buat seluruh India. Ini akan menghapus Muslim Personal Law yang mengatur pernikahan, talak, waris dan wakaf bagi muslimin. Bila ini dilaksanakan, kerusuhan besar tampaknya bakal terjadi mengingat kaum muslimin sudah bertekad untuk menentangnya dengan cara apa pun. BJP juga bertekad menghapus pasal 370 konstitusi yang memberi status otonomi bagi Kashmir.
Moderat?
Kekhawatiran umat Islam menjadi kuat setelah mendengar pengumumam Vajpayee beberapa jam setelah ditunjuk menjadi PM. Vajpayee mengatakan, partainya akan membangun kuil agung di tempat reruntuhan Mesjid Babri di Ayodhya, yang dibangun pada abad ke-16. Masjid tersebut dihancurkan oleh kaum fanatik Hindu yang didukung BJP. “Kami mendatangi rakyat dengan manifesto itu dan mereka memilih kami,” katanya. “Kami ingin pembangunan kuil itu dapat dimulai segera setelah berembug dengan banyak orang.” Penghancuran mesjid ini telah melahirkan kerusuhan anti-Muslim di seluruh India, yang menewaskan 3.000 orang, mayoritas Muslim.
Para pengamat umumnya menilai Vajpayee sebagai seorang ‘moderat’. Radio BBC London bahkan menyebutnya sebagai “orang baik di tempat yang salah”. Namun, pernyataan-pernyataan Vejpayee terakhir membuktikan bahwa kesan moderat itu adalah untuk ukuran BJP. Selain yang menyangkut kuil Rama dan Masjid Babri di atas, Vejpayee juga membuat pernyataan keras terhadap Pakistan, tetangganya. Vajpayee bertekad mengembangkan persenjataan nuklir untuk menghadapi Pakistan.
Menurut Navnita Chada Behera dari Center for Policy Research, New Delhi, “Ketakutan minoritas bisa menjadi kenyataan bila BJP memenuhi janji-janjinya selama pemilu untuk memaksakan Hindutva (nasionalisme Hindu).” Selain menghapus tiga hukum perdata bagi tiga pemeluk agama besar di India yaitu Hindu, Islam dan Kristen, Hhindutva bakal pula menghapus Minorities Commission yang melindungi kepentingan budaya dan lembaga-lembaga pendidikan yang dijalankan kelompok minoritas. Komisi tersebut sudah dihapus di negara bagian Maharashtra yang diperintah oleh BJP dan koalisinya yang lebih ekstrim, Siv Sena.
“Bila BJP tetap pada pendirian semula, negara bakal menderita, bukan cuma kaum minoritas,” kata Salman Khursheed, menteri muda luar negeri dalam kabinet PM Narasimha Rao. “Pemerintah BJP merupakan ancaman bagi struktur sosial masyarakat kami,” jelas Zoya Hasan, profesor ilmu sosial di Universitas Jawaharlal Nehru, New Delhi. “BJP menginginkan bangsa dengan satu kebudayaan. Ini bertentangan dengan prinsip pluralisme yang merupakan jantung bangsa ini,” tambah Hasan.
Pencapaian para calon Muslim sendiri dalam pemilu lalu dinilai paling buruk. Memang belum ada catatan resmi, namun menurut harian Arab News, lebih buruk dari pemilu lalu -yang hanya ada 28 Muslim dalam parlemen dari 545 kursi yang ada. Itu disebabkan ketidak-kompakan calon-calon Muslim yang tersebar di berbagai partai. Mereka saling bertarung sendiri, sementara orang lain yang mendapat untung. (MA)
BACA JUGA:
India Bunuh Tokoh HAM Kashmir
Islam di Polandia
Pemurtadan Gaya Amerika
[…] negara-negara tetangganya. Minggu-minggu ini beberapa diplomat Iran gencar mendekati Rusia, Cina, India, Afghanistan, Maroko, Emirat Arab, Turki dan Mesir. Teheran juga membujuk lima republik baru di […]
[…] itu dulu. Sejak lima tahun belakangan, ratusan ribu tentara India telah mengubah “surga” itu menjadi neraka. Ladang pembantaian tercipta di mana-mana. […]
[…] mereka memerintah di Bombay, ibu kota negara bagian Maharashtra. Semua Muslim sepakat bahwa BJP harus kalah. Sebab, partai inilah yang telah menyebarkan kampanye nasional yang menyebabkan aksi […]