Oleh: Mansyur Alkatiri
MAJALAH UMMAT No. 06, Thn. I / 18 September 1995 / 22 Rabiul Akhir 1416 H
Kendati dihujani serangan media, dakwah Islam terus menapak pasti di negeri Paman Sam. Angkatan Bersenjata, bukan lagi tempat tabu.
Masjid-masjid boleh saja dibakar. Hollywood silakan memproduksi film-film yang merusak citra Islam. Namun, derap langkah Islam di Amerika Serikat sulit ditahan. Dakwah terus menerobos masuk ke sendi-sendi penting masyarakat Amerika. Termasuk medan ‘paling terlarang’: Angkatan Bersenjata (AB).
Seorang imam beragama Islam telah resmi diangkat guna membimbing prajurit Muslim. Sebab, kian hari kian banyak tentara AS yang memeluk Islam. Mereka amat membutuhkan seorang guru, sekaligus pembela iman mereka.
Sejak Desember 1993, Kapten Abdul Rasheed Muhammad menjabat Imam Tentara Islam pertama dalam sejarah ketentaraan AS. Ia bertugas di Rumah Sakit Darurat ke-28 dan Brigade Medis ke-44, Fort Bragg, Carolina Utara. Kapten Muhammad, yang memeluk Islam pada 1973, kini terdaftar resmi sebagai imam untuk tentara muslim dan non muslim. Ia bertanggung jawab bagi program pengembangan, bimbingan, menciptakan kesempatan beribadah yang sama bagi pemeluk agama lain, bahkan bagi mereka yang tak beragama.
Ayah dari 6 anak dan suami dari Saleemah, Imam Muhammad memulai karir militernya sebagai ahli perbekalan (1982-1985). Ia juga aktif sebagai khatib Jumat bagi para tamtama dan perwira muslim, di Fort Lee dan Fort Belvoir, Virginia. Di luar dinas tentara, Muhammad adalah imam bagi kaum muslimin di Ann Arbor dan Ypsilanti, negara bagian Michigan, serta Buffalo dan Greater Western, di New York.
Ia merasa memperoleh “pengalaman paling istimewa” dalam hidup, saat menunaikan ibadah haji, tahun lalu. “Itu pengalaman paling fantastis dalam hidup saya. Kebutuhan rohani saya sangat terpenuhi,” ujarnya. Waktu itu, ia bahkan diundang oleh Rabithah Alam Islami ikut dalam jamuan makan bersama Raja Fahd.
Menurut catatan militer AS, orang Islam telah ada dalam ketentaraan Amerika semenjak perang saudara (1861-1865). Saat itu, pasukan pemerintah AS yang sedang menghadapi pemisahan diri negara-negara bagian di Selatan, menggunakan jasa para pemandu unta dari Mesir. Dalam Perang Dunia I, tentara Muslim secara agama digolongkan sebagai “lain-lain”. Sebab, negara waktu itu hanya mengakui agama Kristen dan Yahudi. Baru pada PD II Islam diakui secara resmi, dan tentara muslim diberi tanda pengenal khusus.*
BACA JUGA:
Sandiwara Damai PBB di Bosnia
Strategi Kotor Yahudi di Jerusalem
Malcolm X, Pahlawan Kulit Hitam yang Kurang Dikenal
[…] JUGA: Imam Muslim Tentara Amerika Kesepakatan Damai Chechnya-Rusia? Sandiwara Damai PBB di […]
[…] JUGA: Perang Saudara di Somalia Imam Muslim Tentara Amerika Strategi Kotor Yahudi di […]