Manfaat Sebuah Embargo

Oleh: Mansyur Alkatiri

Majalah UMMAT Tahun I No. 01, 10 Juli 1995/12 Shafar 1416 H

Didesak embargo AS, Iran membuka jalur ekonomi baru yang subur dengan banyak tetangganya

Iran memang dikenal lihai berkelit dari tekanan negara-negara besar, apalagi jika musuhnya adalah si “Setan Akbar” Amerika Serikat. Mulai awal Juni ini sanksi ekonomi AS terhadap Iran mulai berlaku. Bukannya menjadi jalan buntu, peluang-peluang ekonomi baru justru mulai terbuka.

Iran kini tengah melancarkan ofensif diplomatik kepada negara-negara tetangganya. Minggu-minggu ini beberapa diplomat Iran gencar mendekati Rusia, Cina, India, Afghanistan, Maroko, Emirat Arab, Turki dan Mesir. Teheran juga membujuk lima republik baru di Asia Tengah –Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgistan dan Tajikistan. Bahkan juga Baghdad, mantan seteru besarnya.

OFENSIF DIPLOMATIK IRAN. Mulai melunak?

“Iran tengah mengembangkan kebijakan luar negeri yang pragmatis terhadap seluruh kawasan itu. Secara agresif Iran tengah merayu seluruh negara Asia yang mempunyai masalah dengan AS,” demikian Eqbal Ahmed, ahli masalah Iran dari Amherst College, AS, seperti dikutip Far Eastern Economic Review. Dan “Washington telah membuka Kotak Pandora di kawasan tersebut dengan menindak keras Iran,” lanjutnya.

Iran membantu rencana Turkmenistan dan Kazakhstan membangun saluran pipa melewati wilayah Iran guna menyalurkan ekspor minyak dan gas kedua negara ini ke Teluk Arab dan Mediterania. Sementara hubungan dengan Cina kian mesra pula. Beijing akan mengirim dua reaktor nuklir berkekuatan 300 megawatt seharga 800 juta dollar ke Iran, kendati ada tekanan dari AS. Kono memang ada persetujuan nuklir rahasia Cina-Iran tahun 1991.

Lalu, akhir April, Presiden Hashemi Rafsanjani berkunjung ke India, untuk membentuk poros regional baru Cina, India dan Iran dalam menghadapi hegemoni Barat. India menawarkan membantu mempermodern Angkatan Laut Iran. Di New Delhi, Rafsanjani juga menandatangani persetujuan tiga pihak dengan India dan Turkmenistan. India memperoleh akses untuk berdagang melalui Bandar Abbas, pelabuhan di Iran yang memiliki jalur kereta api ke Ashkhabad, ibu kota Turkmenistan.

Menyangkut Afghanistan, Iran juga berubah secara dramatis. Mengikuti langkah Rusia, India, dan republik-republik Asia Tengah, Iran menjalin hubungan dengan rezim Kabul pimpinan Presiden Burhanuddin Rabbani. Padahal sebelumnya Iran gigih membela milisi Syiah Hezbi Wahdat di Afghanistan yang merupakan musuh Rabbani. Kekalahan Wahdat dan embargo Amerika memaksa Teheran berkompromi dengan Rabbani.

Namun, sebagai akibat langkah-langkah pragmatisnya ini, Iran kini dikritik, kurang lagi peka terhadap beberapa masalah dunia Islam. Sebagai akibat hubungan dekatnya dengan Rusia dan India, Iran dinilai kurang keras bersikap dalam masalah Chechnya dan Kashmir. Lalu, untuk memperlancar hubungan dagangnya dengan masyarakat Eropa, sikap Iran cenderung melunak dalam kasus fatwa Salman Rushdie, meskipun tetap bertahan tak mau mencabut fatwa itu. Tapi banyak pula yang yakin, ini konsekwensi strategi jangka panjang Iran.*

BACA JUGA:
Strategi Kotor Yahudi di Jerusalem
Kosovo, Target Serbia Berikutnya
Perang Saudara di Somalia

By mansyur

One thought on “Embargo Membawa Berkah bagi Iran”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *