Putih Mengusik Muslim
Oleh: Mansyur Alkatiri
Majalah UMMAT, No. 16 Thn. II/ 3 Februari 1997
Kelompok ekstrem kulit putih mulai menyerang Muslim
Ketenangan Muslim Afrika Selatan diusik kelompok ekstrem kulit putih. Tidak tanggung-tanggung, kelompok sayap kanan itu menjadikan tempat ibadah Muslim sebagai sasaran serangan. Bom berkekuatan cukup besar menghancurkan sebuah masjid di distrik Ziniaville, kawasan pertambangan Rustenburg, Minggu 5 Januari lalu. Dua orang menderita luka serius.
Serangan terhadap masjid di wilayah tak jauh dari Johannesburg itu, diikuti pula dua serangan bom lainnya, di sebuah kantor pos dan departemen store. Rangkaian serangan tersebut, menurut kantor berita Reuters (6/1), dilakukan dengan mengatasnamakan agama Kristen.
Seorang penelpon beraksen Afrikaner yang mengaku anggota Boere Aanvals Troepe (BAT) mengatakan pada televisi pemerintah bahwa kelompoknya bertanggungjawab atas pemboman Minggu itu. Begitupun dengan aksi serupa di kota Worcester, dekat Cape Town, saat perayaan Natal lalu, yang menewaskan 4 orang dan melukai 60 orang lainnya. Menurut si penelpon pula, kelompoknya membenci Muslim karena mereka menolak agama Kristen.
Menghadapi teror tersebut, Muslim tak tinggal diam. “Kami tengah merencanakan aksi balasan,” ujar Nazeem Mohammed, ketua Majelis Peradilan Muslim, pada radio pemerintah. Mereka kini tengah bermusyawarah serius dengan organisasi-organisasi Islam setempat untuk menyatukan persepsi dan langkah yang akan diambil. Salah satu kelompok yang aktif adalah People Against Gangsterism and Drugs (Pagad) yang terkenal karena aksi-aksinya memerangi geng-geng narkotika.
Polisi sudah menahan dua orang kulit putih, Christiaan Harmse (26) dan Pierre Jacobs (31) yang dicurigai sebagai pelaku peledakan, tak lama setelah peledakan. Menurut kantor berita AFP, polisi kini juga tengah mencari tiga orang anggota sayap kanan lainnya yang melarikan diri dari penjara Maret tahun lalu. Mereka ditahan akibat serangkaian pemboman menjelang pemilu multi rasial pertama pada 1994.
Ekstrem Putih
Partai-partai sayap kanan sangat aktif menggalang kampanye anti masyarakat multi rasial. Mereka menuntut sebuah tanah air terpisah, khusus untuk kaum Afrikaner (kulit putih) di Afsel. Mereka umumnya anak keturunan imigran berbahsa Belanda dari abad ke-17, yang memerintah Afsel selama masa apartheid 1948-1994.
Mengomentari soal pemboman, Van Tonder berkomentar enteng, “itu hasil frustasi orang Boer yang tak terelakkan.”
Menurut Jan Taljaard, wartawan di Pretoria, kaum sayap kanan itu secara tradisional membenci Islam. “Mereka yang kebanyakan tergabung dalam sekte-sekte fundamentalis Kristen, menganggap Islam sebagai agama Setan,” kata wartawan yang pernah meneliti kelompok kanan itu, kepada harian Amerika, Christian Science Monitor (10/1).
Dua partai kanan yang paling vokal adalah Afrikaner Resistance Movement (AWB), pimpinan Eugene Terre Blanche, dan Partai Boerestaat yang diketuai Robert van Tonder. “Kemerdekaan kaum Afrikaner yang merupakan pemberian Tuhan, hanya bisa dijamin dengan merestorasi republik Boer, dimana hanya kaum kulit putih berbahasa Afrika saja yang punya hak suara,” ujar Van Tonder sambil membandingkan keyakinannya itu dengan Yahudi Israel. “Yahudi mengklaim Israel dan berkata ‘jika anda tak percaya ini milik kami, bacalah Bibel.’ Nah, jika anda tak setuju dengan Boer, bacalah 2.000 buku sejarah.” Wah! (Mansyur Alkatiri)
BACA JUGA:
Siprus Yunani Mengancam Turki
Milisi Katolik Filipina Bakar Masjid dan Ratusan Rumah Muslim
Anti Islam di Kampus Inggris
[…] JUGA: Ekstremis Kulit Putih Bom Masjid di Afsel Siprus Yunani Mengancam Turki Israel Tolak Kembalikan Masjid Ibrahim di […]
[…] Islam. Di kota Cape Town, kota indah di pantai selatan benua Afrika dan pusat konsentrasi penduduk Muslim Afrika Selatan, terdapat dua buah stasiun, Voice of the Cape dan Radio 786. Keduanya mengudara pada frekwensi yang […]