Majalah UMMAT Tahun I No. 20, 1 April 1996 / 12 Zulkaidah 1416 H

Kisah Abdullah Yusuf Ali dan biografinya

Abdullah Yusuf Ali, penerjemah Alquran ke dalam bahasa Inggris yang paling terkenal, The Holy Quran, ternyata meninggal dalam kondisi mengenaskan. Demikian menurut buku Searching for Solace: A Biography of Abdullah Yusuf Ali, Interpreter of the Qur’an, yang baru diterbitkan Islamic Trust, Kuala Lumpur. Penulisnya adalah M.A. Sherif.

Seperti ditulis Javid Hassan dalam Arab News (6/3), hasil terjemahan Abdullah Yusuf Ali, selain mencerminkan penguasaannya akan bahasa Inggris juga menunjukkan kedalaman pengetahuannya akan sejarah Islam. Karyanya tak dilindungi hak cipta, sehingga ratusan penerbit di seluruh dunia mendapat keuntungan besar dengan mencetak ulang karyanya.

Namun ia sendiri menjalani hidup miskin di jalan-jalan London di hari tuanya. Menurut M.A. Sherif, Abdullah Yusuf Ali bekerja sendirian, tanpa bantuan lembaga mana pun. Hasil karya dan latar belakang intelektualnya membuatnya mendapat tempat di “Who’s Who” tahun 1954. Namun itu juga tak mampu melepaskannya dari kemelaratan.

Musim dingin 1953 adalah saat terberat bagi Abdullah Yusuf Ali. Tertulis di biografi itu: “Rabu 9 Desember, ditemukan laki-laki tua yang duduk kebingungan di depan tangga sebuah rumah di Westminster. Polisi membawanya ke rumah sakit. Esoknya Abdullah Yusuf Ali dimasukkan ke sebuah rumah jompo di London, Inggris. Ia mendapat serangan jantung pada 10 Desember dan dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong. Tragisnya, tak seorang pun yang mengaku sebagai keluarga dan mengambil jenazahnya.”

Akhirnya, kematian itu diketahui Komisi Tinggi Pakistan yang lalu menguburkannya di bagian Muslim, Kuburan Brookwood, Surrey, tak jauh dari dekat makam Muhammad Marmaduke Pickthall, tokoh Muslim asli Inggris yang juga penulis tafsir Al-Qur’an.

Abdullah Yusuf Ali lahir di Bombay, India, 14 April 1872. Sejak kecil ia sudah hafal Al-Qur’an 30 juz dan lancar berbahasa Arab dan Inggris di samping bahasa Urdu. Setelah memperoleh Bachelor of Arts dalam Sastera Inggris di Universitas Bombay pada Januari 1891 di usia 19 tahun, ia melanjutkan studi ke Universitas Cambridge di Inggris dan lulus di tahun 1895.

Ia lalu bolak-balik India dan Inggris. Saat itu India masih dijajah oleh Inggris. Abdullah duduk menjadi Wali Masjid Shah Jehan di Woking dan pada 1921 menjadi Wali Amanat dana untuk membangun Masjid London Timur. Ia mengajar di London, terutama di School of Oriental Studies. Ia juga beberapa kali mengajar di Skandinavia.

Intelektual dan filsuf besar Muslim India yang menjadi konseptor dan pejuang berdirinya Republik Islam Pakistan, Muhammad Iqbal lantas merekturtnya untuk mengajar di Islamia College di Lahore, Pakistan sekarang, dari 1925-1927 dan kedua kalinya di tahun 1935-1937. Ia juga aktif di Universitas Punjab.

Di antara karya Abdullah Yusuf Ali selain tafsir The Holy Qur’an adalah buku Muslim Educational Ideals (1923), Fundamentals of Islam (1929), Moral Education: Aims and Methods (1930), Personality of Man in Islam (1931), and The Message of Islam (1940).

Mansyur Alkatiri & Rani Liliasari

BACA JUGA:
Pemilu Tanpa Partai di Sudan
Muslim Inggris Boikot Pendidikan Agama di Sekolah
Islam di Polandia

By mansyur

One thought on “Abdullah Yusuf Ali: Nama Besar, Wafat Mengenaskan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *