Afwerki Menggertak
Oleh: Mansyur Alkatiri
Majalah UMMAT Thn. I No. 10; 13 November 1995 / 20 Jumadil Akhir 1416 H
Presiden Eritrea mengancam pemerintah Sudan. Konspirasi untuk menjatuhkan pemerintah Islam?
Eritrea, negeri kecil di tepian Laut Merah, tiba-tiba mengaum bak macan lapar. Presidennya, Issaias Afwerki (49), menggertak pemerintah Islam Sudan, negara tetangganya. “Kami akan memberi bantuan senjata pada setiap orang yang mau menjatuhkan rezim itu”, ancamnya seperti dikutip oleh The Economist.
Meskipun hubungan kedua negara di Tanduk Afrika ini sudah setahun renggang, ancaman Afwerki tetap mengagetkan sementara kalangan. Maklum, Eritrea hanyalah negara kecil dengan penduduk 3,5 juta. Luasnyapun hanya 119.000 km persegi. Sedangkan Sudan adalah negara terluas di benua hitam ini. Penduduk dan tentaranya pun jauh lebih besar. Orang kemudian bertanya, kenapa Presiden Afwerki berani mengancam begitu keras?
Issaias Afwerki menuduh Sudan berusaha menggoncang stabilitas di kawasan itu. “Sudan terlibat dalam usaha pembunuhan terhadap Presiden Mesir Hosni Mubarak di Ethiopia, Juni lalu”, tudingnya. Menurutnya pula, Khartoum mendukung oposan Islam di Eritrea dan telah menyebabkan perang saudara di Somalia berkepanjangan dengan mendukung salah satu faksi yang bertikai.
Khartoum tentu saja menolak tuduhan-tuduhan Afwerki. Malahan balik menuduh, justeru rezim Afwerki lah yang berusaha merobohkan kesatuan Sudan. Afwerki membantu pemberontak di Sudan Selatan pimpinan John Garang. Sudan bahkan lebih jauh mencurigai Afwerki terlibat dalam konspirasi internasional untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Afrika Timur, bernama Oxom yang berarti Kerajaan Anak-Anak Yahudi dari keturunan Nabi Sulaiman dan Balqis. Negara Oxom itu akan mencakup Eritrea, sebelah utara Ethiopia dan sebelah selatan Sudan.
Afwerki memang dekat dengan Israel. Ia berkunjung ke negara zionis itu, segera setelah Eritrea merdeka. Sebelumnya, sebuah delegasi tinggi Tel Aviv mengunjungi ibu kota Asmara. Menurut laporan Geraldine Brooks dalam Wall Street Journal, “Israel aktif membantu pelatihan dalam bidang pertanian dan pengairan, penyediaan buku-buku untuk perpustakaan, bahkan sejumlah bantuan militer”. Amerika juga tengah membangun stasiun radar disini yang mampu memonitor sampai sejauh Iran.
Sekarang masih ada 500.000 pengungsi Eritrea di Sudan. Rezim Afwerki amat khawatir dengan infiltrasi kelompok-kelompok muslim bersenjata dari barak-barak pengungsi di perbatasan barat ini. Sejak mengambil alih kekuasaan dari tangan penjajah Ethiopia, Afwerki memang menindas kelompok-kelompok Islam yang sebenarnya berperan besar dalam revolusi. Padahal sekitar 70 persen penduduk Eritrea beragama Islam.
Adam Ismail, salah satu tokoh gerakan Jihad Islam Eritrea, dalam wawancara dengan al-Mujtama mengatakan, “Partai Nasrani ini (baca: EPLF) menolak semua bentuk kerjasama dengan pihak lain yang memiliki orientasi Islam atau Arab”. Gerakan Islam aktif di provinsi Al-Qosy, Sytebet, Barakah, Sanhet dan Pantai Utara.
Kendati sudah hampir tiga tahun merdeka, masih juga tak jelas kapan akan dilakukan pemilihan umum guna mengakhiri pemerintahan ‘sementara’ Afwerki. Saat ini EPLF menjadi partai tunggal. Media non-pemerintah pun dilarang terbit. “Rezim Afwerki ingin memonopoli kekuasaan dan menentukan masa depan secara sepihak”, ujar Ismail kembali. Yah, nampaknya demi menutupi borok dan ambisi kelompoknya itu, Afwerki lalu ‘menyerang’ Sudan.*
BACA JUGA:
Giliran Ikhwanul Muslimin Disikat Mubarak
MUSLIM AS: Dirampas dan Dimurtadkan
Malcolm X, Pahlawan Kulit Hitam yang Kurang Dikenal
[…] JUGA: Eritrea Mengancam Sudan Giliran Ikhwanul Muslimin Disikat Mubarak MUSLIM AS: Dirampas dan […]
[…] JUGA: Suara Islam di Udara Afrika Selatan Eritrea Mengancam Sudan Malcolm X, Pahlawan Kulit Hitam yang Kurang […]
[…] JUGA: Misteri Kematian Khalid Kelkal oleh Aparat Prancis Eritrea Mengancam Sudan Giliran Ikhwanul Muslimin Disikat […]
[…] Ada tanda tanya besar dalam konflik ini. Mengapa Eritrea yang relatif jauh lebih kecil berani menyengat Yaman? Apalagi Eritrea terhitung negara baru. Belum genap tiga tahun merdeka, yang mestinya belum punya kekuatan cukup untuk pertempuran laut dan udara. Ajaibnya, sebelum ini pun Eritrea pernah mengancam menyerang Sudan. […]