Majalah UMMAT No. 7  Thn. I – 2 Oktober 1995 / 7 Jumadil Awal 1416 H

Khawatir bernasib seperti Muslim Bosnia dan Chechnya, tokoh-tokoh Muslim Rusia bentuk Partai sendiri.

Mahmud Essambayev, ketua Persatuan Muslim Rusia

Babak baru sejarah Muslim Rusia baru saja dimulai. Suara merdu  seorang qari’ yang membacakan ayat-ayat suci al-Qur’an, menandai pembukaan kongres pertama Persatuan Muslim Rusia (Union Muslim of Russia), di Moskow, 3 September lalu. Hadir delegasi dari 60 republik dan wilayah di Federasi Rusia. Pernyataan penting keluar di akhir kongres, PMR akan turut serta dalam pemilihan umum parlemen, 17 Desember mendatang. Mereka juga bertekad melawan diskriminasi terhadap Muslim, komunitas agama terbesar kedua di Rusia.


Ada 20 juta Muslim di Rusia, yang berasal dari puluhan etnis. Mereka tinggal di sekitar Sungai Volga, yaitu di Republik Tatarstan dan Bashkirtostan, di Kaukasus serta Siberia. “Kami khawatir dengan peristiwa di Chechnya, Bosnia dan Tajikistan. Maka kami putuskan bersatu guna mempertahankan kepentingan kami, dengan cara tertib dan beradab”, kata Abdul Vakhed Niyazov, ketua bersama Komite Eksekutif Persatuan Muslim.

Mahmud Essambayev, seorang penari asal Chechnya, terpilih menjadi ketua, dalam sebuah kepemimpinan kolektif tiga orang. Pemrotes keras perang di Chechnya ini, didampingi oleh Rim Niyazgulov, dari Bashkirtostan, dan Nadir Khachilayev, dari Daghestan. Ramazan Abdulatipov, seorang Daghestan pula, yang saat ini menjadi wakil ketua Dewan Federasi, majelis tinggi dalam parlemen Rusia, diangkat sebagai presiden kehormatan.

Rencana PMR mengikuti pemilu mendapat reaksi keras dari Gereja Ortodoks Rusia. Kepala pendeta Ortodoks, Patriakh Alexy II, memperingatkan, “rencana Muslim mengikutkan calonnya dalam pemilu bisa mendorong kaum Ortodoks melakukan aksi yang sama, dan itu akan menyebabkan perpecahan di masyarakat”. Padahal, jauh sebelum PMR lahir, sudah ada partai Gerakan Demokratik Kristen. Klaim ini ditolak oleh Niyazov. “PMR adalah gerakan sosial dan politik, yang anggotanya berasal dari beragam profesi, dan punya hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik Rusia”.

“Tak seorangpun yang membela kepentingan kami sejak 1917”, kata sekretaris jendral PMR, Syeikh Mukkaddas Bibarsov. Di majelis rendah parlemen, Duma, hanya ada 3,2 persen Muslim. Tak ada satupun Muslim di pemerintahan.

Tokoh-tokoh Persatuan Muslim melukiskan partainya sebagai sekuler dan lambang identitas etnis serta agama. “Rakyat non-Muslim di Rusia tak perlu khawatir, karena kami berkumpul lebih karena faktor budaya ketimbang agama”, ujar Abdulatipov. “Biarkan para mufti memimpin shalat di masjid. Tugas kami sebagai politisi adalah menjamin  kondisi yang baik bagi kemajuan masyarakat kami”.
 
(Mansyur Alkatiri)  

BACA JUGA:
Malcolm X, Pahlawan Kulit Hitam yang Kurang Dikenal
Mengenang Dr Said Ramadhan                                                                          Kesepakatan Damai Chechnya Rusia? 

By mansyur

6 thoughts on “Partai Muslim Pertama di Rusia”
  1. […] Rusia akhirnya melancarkan serangan besar ke desa Pervomaiskoye, yang selama beberapa hari ini menjadi markas darurat pejuang Chechen. Desa yang masuk wilayah Republik Otonomi Muslim Dagestan inipun hancur akibat gelombang serangan helikopter, roket dan mortir, yang dimulai Senin (15/1/1996) kemarin. Rusia kelihatan tak peduli lagi nasib sandera. Yang penting pasukan komando “Serigala Kesepian” Chechen pimpinan Salman Raduyev harus dihabiskan. “Mereka itu para bandit yang harus dimusnahkan,” ujar jubir Pasukan Federal Rusia (FSS), Aleksandr Mikhailov. […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *