Pelecehan Berkedok Interogasi

Oleh: Mansyur Alkatiri

Dimuat di: Majalah UMMAT, No. 18 Thn. II – 3 Maret 1997 / 23 Syawal 1417 H:

Lembaga HAM Israel terbitkan laporan pelecehan seksual terhadap wanita-wanita Palestina di Hebron (Al-Khalil)

Perilaku busuk pasukan Israel di al-Khalil (Hebron) makin banyak terungkap. Pusat Informasi Hak-Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan, yang lebih dikenal dengan akronim Ibraninya B’Tselem, baru-baru ini menerbitkan laporan yang mengungkap tindak pelecehan seksual terhadap wanita-wanita Palestina. Laporan yang berjudul “Pelecehan Seksual Atas Nama Hukum: Kekerasan dan Kekejian Selama Penggeledahan Rumah Warga Palestina di Hebron” itu dibuat setelah penelitian 2 bulan dan berdasar pada kesaksian otentik beberapa korbannya.

Laporan itu kian menambah daftar kejahatan Yahudi Israel di Palestina. Selama 29 tahun pendudukan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diketahui sering melakukan pembunuhan massal, mengubur hidup-hidup, memukuli siswa sekolah sampai mati dan menahan puluhan ribu warga Palestina tak bersalah dalam kamp konsentrasi yang kondisinya jelek.

Selama November dan Desember lalu, tentara pendudukan Israel telah memaksa 15 wanita Palestina berusia antara 20-69 tahun untuk -maaf, membuka seluruh pakaiannya di hadapan tentara wanita maupun laki-laki Israel dan dihadapan keluarganya. Dalam dua kasus, mereka diperintahkan telanjang di depan prajurit pria Israel.


Ditelanjangi Paksa

Serdadu Israel Lecehkan Wanita Tahanan Palestina

Bulanan Palestinian Times dalam terbitannya edisi Januari 1997 mengutip laporan B’Tselem itu. Diantara salah satu korban adalah I’taf Ali Abu Mayyala (32) yang tengah mengandung. Pada Selasa 9 November, sekitar pukul 8:00 pagi, sepuluh serdadu Israel menggeledah apartemennya di kampung Haret al-Sheikh. Puluhan serdadu lainnya menunggu di luar.

“Para serdadu itu mengetok pintu kamar tidur. Setelah berpakaian, saya membuka pintu. Tiba-tiba seorang serdadu wanita merenggut tutup kepala dan menarik rambut saya. Lantas saya pun diborgol dan di bawa ke kamar lain. Ia kembali beberapa menit kemudian. Borgol dilepas. Tapi saya dipaksa melepas seluruh pakaian, lalu tangan saya diborgol kembali. Ia  menyuruh saya duduk, dan dengan ganas memukuli sekujur tubuh saya. Saya coba mendorongnya dengan kaki, tapi dia segera mengancamku dengan senjata. Meski saya mengatakan sedang hamil, ia tak mempedulikannya dan terus memukul.”

Jada Awni Abu Mayyala (25), ibu dari empat anak, memiliki pengalaman sama. “Ketika mereka mendobrak masuk rumah saya, mereka kumpulkan semua anak saya dan anak saudara ipar saya.” Menurut wanita muda al-Khalil ini, tentara-tentara itu juga mengiris-iris sofa dengan pisau. “Mengapa kamu rusak furniture saya?” teriaknya.

“Pada saat itu seorang serdadu wanita masuk, dan memerintahkan saya masuk ke kamar tidur. Ia memerintahkan saya membuka seluruh pakaian. Anak-anak yang bersama saya di tempat tidur menangis melihat saya telanjang. Serdadu itu memeriksa saya antara tiga sampai lima menit.”

“Serdadu-serdadu itu lalu menggulingkan kasur, padahal anak laki-laki saya yang masih berusia dua tahun sedang tidur di situ. Mereka juga membuang beras, gandum dan bumbu-bumbu, serta memecahkan gelas-gelas minuman.”

Rumah Kawkab al Qawasmi, digeledah 12 tentara dan bebera polisi pada 27 November. “Mereka lempar semua barang ke lantai. Seorang petugas polisi berseragam biru yang dipanggil ‘Kapten Zachi,’ memerintahkan saya ke kamar tamu bersama dua polisi wanita. Seorang polwan memaksa saya untuk melepas seluruh pakaian. Saya keberatan melepas semuanya, tapi mereka mengancam hingga saya tak berkutik. Anak saya Nufuz yang berprofesi dokter, dan menantu saya Iman, juga diperlakukan sama.

Iman (18) yang tengah hamil 7 bulan menuturkan pada B’tselem betapa dua serdadu wanita Israel dengan kejam memukuli perut dan menelanjanginya, karena ia menolak melepas pakaian. “Seorang serdadu bahkan membuka jendela hingga para tetangga bisa melihat saya telanjang. Mereka mulai memeriksa saya dengan jendela terbuka. Saya berteriak meminta mereka menutupnya tapi tak digubris.”

Adem Ayem

Laporan B’Tselem itu tentu saja membuat gerah pihak militer Israel. Juru bicara AB Israel dalam sebuah pernyataan pendek menampik keterlibatan IDF. “Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata tindakan yang tersebut dalam laporan B’Tselem itu dilakukan oleh polisi. Prajurit IDF tak berhubungan dengan penduduk setempat.”

Sedangkan juru bicara kepolisian Israel, Yoni Tzioni, mengakui bahwa pihaknya memang telah menggunakan paksaan. “Tapi itu seharusnya  diperiksa oleh Departemen Kehakiman Israel, bukan oleh polisi,” ujarnya.

Namun sejauh ini pemerintah Israel adem ayem saja. Dan nampaknya masalah ini akan berlalu begitu saja, seperti halnya dengan banyak kejahatan Israel lainnya terhadap rakyat Palestina. Dan para pendekar HAM di Washington pun tak bergeming. (MA)

BACA JUGA:
Ramadhan Bersimbah Darah di Xinjiang
Israel Tolak Kembalikan Masjid Ibrahim di Hebron
Proyek Raksasa Hijaukan Sinai

By mansyur

3 thoughts on “Tentara Israel Lecehkan Wanita Palestina”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *