Singa dari Madras
Oleh: Mansyur Alkatiri
Dari: Majalah UMMAT, No. 27 Thn. III, 19 Januari 1998 / 20 Ramadhan 1418 H
Untuk kedua kalinya Viswanathan Anand tampil di final Kejuaraan Dunia. ‘Anak Ajaib’ Madras yang tengah membuai India
Duel dua pecatur andal dunia Anatoly Karpov – Viswanathan Anand dalam final Kejuaraan Dunia Catur di Laussane (Swiss) akhirnya harus berakhir dengan dengan catur cepat. Kejadian pertama dalam 111 tahun sejarah kejuaraan dunia catur ini terpaksa dilakukan karena kedua pecatur masih bermain seri 3 – 3, dalam enam babak pertandingan.
Karpov (46) dikalahkan oleh Anand (28) dalam partai keenam yang dramatis Kamis (8/1) lalu. Dengan menggunakan varian Trompovsky, Anand yang bermain dengan buah putih membuat raja Karpov tersungkur pada langkah ke-42. “Karpov tidak siap pada kemungkinan Anand memainkan varian yang dikenal tak membahayakan hitam itu,” tulis GM Utut Adianto, dalam analisisnya di harian Suara Pembaruan (9/1).
Menurut peraturan baru Federasi Catur Internasional (FIDE), partai cepat akan dimainkan dalam dua babak yang masing-masing berlangsung 25 menit. Bila tetap seri, dua partai lagi harus dimainkan dengan format sama. Tapi jika kemudian masih berakhir imbang, dua partai tambahan akan dilangsungkan hanya dalam waktu 10 menit per babak.
Lantas jika itu pun masih berakhir imbang, partai sudden-death menjadi pilihan terakhir. Pecatur Rusia dan India itu akan memainkan satu partai saja dengan pemegang buah putih mendapat jatah 4 menit, sementara buah hitam mendapat jatah 5 menit. “Dengan kemampuan seimbang, kunci kemenangan tergantung pada ketenangan dan saraf baja mereka,” kata Utut.
Hasil final yang berlangsung Jum’at itu baru diketahui Sabtu (10/1) di Indonesia. Tapi Anand dijagokan bakal menang, mengingat reputasi “Vishy, Singa dari Madras” ini dalam permainan cepat. Dengan cara yang sama Anand menundukkan pecatur Inggris Michael Adams di babak final kualifikasi.
Pertarungan Karpov-Anand merupakan pertarungan antar generasi dengan keahlian masing-masing. Karpov mewakili generasi lama yang ortodoks dan sabar. Sedang Anand merupakan pecatur muda energik yang kaya dengan langkah-langkah tajam yang sulit diduga.
Anand juga membuktikan punya stamina dan daya tahan luar biasa. Sebelum bertemu Karpov, ia harus melewati beberapa lawan berat dulu, nyaris setiap hari tanpa istirahat. Sementara Karpov tingal menunggu di final.
Anak Ajaib
Viswanathan Anand lahir 12 November 1969 di Madras, India selatan, dari keluarga pecinta catur. Ayah ibunya pula, yang pertama mengenalkan Anand dengan permainan otak ini. Saat itu usianya masih enam tahun. Berkat ketekunan dan bakat alamnya yang besar, Anand cepat melejit.
Ia merebut gelar juara nasional yunior India pada 1983, dalam usia begitu muda, 12 tahun. Anand bak membuai seluruh India ke alam mimpi. Mimpi indah tentang calon pecatur kelas dunia. Dan mimpi itu mulai menapak ke alam nyata setelah si “Anak Ajaib” ini secara spektakuler merebut gelar juara nasional senior India dalam usia 15 tahun.
Viswanathan Anand mulai menapaki prestasi dunia dengan menggondol juara dunia yunior 1987. Ia orang Asia pertama yang mampu merebut mahkota itu. Di tahun yang sama, anak pasangan K. Viswanathan dan Sushila ini meraih gelar Grandmaster.
Mahkota juara dunia yunior dan gelar Grandmaster melicinkan jalan Anand di arena senior. Ia memang punya modal besar untuk menjadi yang terbesar, yaitu pada ketajaman intuisi dan kemampuannya bermain cepat. Ia mulai meraih tempat khusus di dunia catur setelah memenangkan turnamen berkategori tinggi “Reggio Emilia” di Italia pada 1991, mengungguli dua raksasa catur Gary Kasparov dan Anatoly Karpov.
Puncak karir Anand hampir terukir di New York pada 1995, saat bertemu Gary Kasparov dalam final perebutan gelar juara dunia. Tapi Anand harus mengaku kalah dari pecatur ranking pertama dunia itu: 7-10. Di tahun itu pula Anand menjadi runner up dalam turnamen super di Las Palmas, diatas Karpov. Tahun lalu ia menjuarai turnamen Dos Hermanas di Spanyol, Melody Amber di Monaco dan turnamen Credit Suisse di Biel (Swiss).
Anand, yang anti minuman keras dan makan daging ini, berada di peringkat kedua daftar ranking FIDE, dengan elo rating 2765. Ia hanya kalah dari Gary Kasparov, juara dunia versi PCA yang dibentuknya beberapa tahun lalu karena kecewa dengan FIDE.
Anand adalah pribadi yang hangat, ramah dan jenaka. Namun di depan papan catur, lawan-lawannya sering dibuatnya nervous. Dibalik pribadi yang bersahabat itu ternyata tersembunyi otak jenius yang bisa setajam pisau cukur dan cerdik membuat jebakan-jebakan mematikan.
Akankah Anand menjadi orang non-Rusia pertama yang bisa menjadi juara dunia setelah pecatur eksentrik Bobby Fischer (AS) pada 1972?