Oleh MANSYUR ALKATIRI

Majalah UMMAT Tahun I No. 18, 4 Maret 1996 / 14 Syawal 1416 H

Aktivis Ikhwanul Muslimin bentuk partai politik. Tokoh Kristen Koptik turut jadi pendirinya.

ABUL ULA MADHI. Islam moderat

Di tengah frustasi politik rakyat Mesir, beberapa aktivis muda gerakan Islam Ikhwanul Muslimin membuat geger dunia politik negeri piramida. Dipimpin oleh Abul Ula Madhi (38), asisten Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Mesir, mereka mendirikan partai politik baru, Al-Wasat (Moderat).

Al-Wasat telah didaftarkan pada komisi khusus pemerintah yang menangani masalah kepartaian pada Desember lalu. Meski demikian, tak jelas apakah pemerintah bakal mengesahkan keberadaan partai ini, terutama mengingat Presiden Hosni Mubarak kini sedang giat-giatnya membabat para aktivis Ikhwan. Puluhan orang aktivis organisasi yang sebetulnya moderat ini terpaksa mendekam dalam sel-sel penjara Mubarak.

Kedekatan para pendiri Al-Wasat dengan Ikhwan telah pula mencuatkan pertanyaan: apakah ini partai agama? Apakah ini partainya Ikhwanul Muslimin? Pertanyaan ini layak dikedepankan mengingat pemerintah Kairo melarang berdirinya suatu partai politik yang berdasarkan agama. Ikhwanul Muslimin sebenarnya sudah berulangkali mencoba membentuk partai sendiri, namun tak pernah diizinkan. “Kebijakan politik pemerintahlah yang telah menghalangi rencana Ikhwan tersebut,” ujar Makmun al-Hodeibi, juru bicara Ikhwan.

Koptik

Abul Ula sendiri menolak kalau Al-Wasat dikatakan sebagai partai agama. Penolakan itu beralasan mengingat dalam susunan pendiri partai terdapat dua orang tokoh Kristen Koptik. “Keberadaan orang-orang Koptik itu membuktikan bahwa partai kami bukannya partai agama,” ujar Abul Ula. Namun Abul Ula tak menghapus sama sekali hubungan partai ini dengan Islam. “Al-Wasat beraliran Islam moderat,” tukasnya.

Kehadiran warga Koptik bagi sebagian orang mungkin mengagetkan. Namun peristiwa ini sebenarnya bukan barang baru. Dari awal sejarahnya, Ikhwanul Muslimin dan pendirinya, Hasan al-Banna, dikenal dekat dengan masyarakat Koptik. Dalam struktur organisasi Ikhwan, ada sebuah komite, yaitu Komite Konsultasi Politik, yang mempunyai wakil dari pihak Kristen. Al-Banna sendiri pernah menunjuk seorang Koptik sebagai wakilnya saat dirinya mencalonkan diri dalam pemilu 1942.

Dr Rofik Habib (37), salah seorang warga Koptik pendiri Al-Wasat, bukanlah orang sembarangan. Ia salah satu figur intelektual Koptik yang punya pandangan positif terhadap peradaban Arab dan Islam. Ayahnya, Pastur Samuel Habib, adalah pelindung Gereja Anglikan di Mesir. Oleh karena itu, bergabungnya Habib dalam daftar pendiri Al-Wasat merupakan peristiwa penting di Mesir.

Di masyarakat Koptik sendiri, keputusan Habib untuk bergabung dengan Al-Wasat menimbulkan keheranan. Tapi, menurut Habib, orang-orang Koptik yang banyak mengetahui Islam dari para penulis Muslim, sebenarnya menaruh pandangan positif terhadap ide-ide Islam. Namun mereka sering menemukan hal yang bertentangan dalam praktik beberapa kelompok Islam. “Al-Wasat memikul tanggung jawab besar untuk mempraktekkan ide-ide Islam ituke dalam realitas kehidupan sehari-hari. Bila ini terwujud, pandangan orang Koptik terhadap Islam akan makin positif.”

Program

Keseluruhan pendiri Al-Wasat berjumlah 74 orang, termasuk empat wanita. Pemikiran pembentukan partai ini, menurut Abul Ula, sebenarnya sudah lama ada di benak aktivis-aktivis Islam. Namun baru terealisasi akhir tahun lalu, menyusul kian memburuknya hubungan pemerintah dengan asosiasi-asosiasi profesi, serta penangkapan dan peradilan militer terhadap puluhan aktivis Ikhwan. Selama proses penggodokan, dilakukan pula survei ke beberapa negara dan diskusi dengan pemikir-pemikir Islam kontemporer, seperti Fahmi Howeidi dan Mohammad Salim al-Awwa.

Dalam program partainya, Al-Wasat menekankan masalah hak-hak asasi manusia, liberalisasi perdagangan, persatuan nasional, kebebasan pers, korupsi dan pengangguran, serta penanggulangan terorisme. Para pendiri Al-Wasat rata-rata adalah kaum intelekual muda, yang menginginkan proses perubahan politik yang positif.

Namun, pertanyaannya kini, apakah pemerintah Mubarak mengizinkan Al-Wasat turut dalam pemilu? Pimpinan Al-Wasat sekarang tengah berusaha memperkenalkan program-program partainya ke pemerintah dan pers. Pemerintah akan meneliti selama empat bulan. Selanjutnya, kalau diterima, partai ini boleh jadi bakal jadi tantangan serius partai-partai lain yang sudah mapan. Tapi, bagaimana bila tak diterima? “Kami akan mengadukannya ke pengadilan seperti yang diatur undang-undang,” tegas Abul Ula.*

BACA JUGA:
Islam di Polandia
Siapa Berkomplot Penjarakan Omar Abdul Rahman
Inggris Usir Oposan Arab Saudi

By mansyur

One thought on “Partai Al-Wasat: Wadah Muslim Moderat Mesir”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *