MAJALAH UMMAT NO. 06, Thn. I / 18 September 1995 / 22 Rabiul Akhir 1416 H
IMRAN KHAN, mantan kapten tim kriket Pakistan, mengkritik kepicikan Barat. Barat selama ini memang memandang dengan benci pernikahan Imran dengan Jemima Goldsmith (21), anak seorang industrialis Inggris Sir James Goldsmith. Kepicikan itu agaknya hanya refleksi “ideologi kebencian” Barat dalam memandang Islam. Ideologi yang sengaja dirawat terus oleh Barat.
“Beberapa orang Barat menuduh perkawinan saya dengan Jemima sebagai bagian dari konspirasi Islam terhadap Barat,” ujar Imran Khan dalam sebuah harian berbahasa Urdu, Jang, beberapa waktu lalu. Menurut Imran, pernikahannya dengan Jemima, “Telah menimbulkan perasaan kalah dalam peradaban Barat. Dengan memeluk Islam dan mengucapkan selamat jalan kepada kebudayaan sendiri, Jemima telah menaikkan bendera Islam di Barat,” lanjutnya.
Sementara keluarga Jemima sendiri di Inggris tak ambil pusing dengan omongan orang. “Saya bahagia, karena anak saya bahagia”, tutur Anabel Goldsmith, ibu Jemima. Menurutnya, Jemima memutuskan menikah dengan Imran Khan setelah mempelajari Islam dan kebudayaan Timur secara mendalam. “Saya senang melihat dia menutup kepalanya (berkerudung-red.), sesuai budaya suaminya. Itu tak mengganggu saya,” katanya panjang lebar.
Kebencian Barat kian mengental melihat Imran ternyata mulai aktif di panggung politik. Cap fundamentalis pun diterakan kepadanya. Cap kuno yang juga dirawat terus oleh Barat guna memojokkan figur yang tak disukai. Selain politik, Imran juga aktif di lapangan sosial. Ia mendirikan rumah sakit dan sekolah-sekolah.* (MA)
BACA JUGA:
WAMY, Perkemahan Pemuda Muslim di Hungaria
Sandiwara Damai PBB di Bosnia
Strategi Kotor Yahudi di Jerusalem