Dalam media massa, Front Penyelamatan Islam (FIS) yang terlarang di Aljazair, selalu dikesankan sebagai organisasi “kaum fundamentalis”. Padahal organisasi ini pada 1991 bersedia ikut dalam proses demokrasi di Aljazair dengan menjadi peserta pemilu. Namun, setelah menang dalam pemilu 1991 itu, militer Aljazair malah mengebirinya, dan kemudian menyatakannya terlarang.

Kini sekali lagi FIS bersedia berkorban untuk kembali mengikuti pemilu kepresidenan akhir 1995 ini. Untuk itu, FIS akan mengganti nama organisasinya dan membuat piagam organisasi yang baru. Konon pemerintah Aljazair telah menyepakati rencana tersebut.

Surat kabar Al-Hayat yang terbit di London, edisi Jumat (23/6), mengungkapkan, kesepakatan itu adalah bagian dari upaya pembebasan para pemimpin mereka dari penjara. Sementara yang dituntut pemerintah dari FIS adalah: penghentian serangan-serangan bersenjata oleh FIS.

FIS telah menetapkan syarat bahwa pihak pemerintah tidak campur tangan dalam penyusunan piagam baru kelompok itu dan memperbolehkan para pemimpin mereka melakukan pertemuan dalam kerja rekonsiliasi nasional untuk mengakhiri tindak kekerasan.

Sejauh ini pemerintah belum berkomentar atas pemberitaan tersebut. Di antara para perunding, menurut Al-Hayat, termasuk para pemimpin FIS, yakni Abbasi Madani, Ali Belhadj, Abdelkader Hachani, Ali Djeddi, Abdelkader Bukhamkham, dan Nureddin Shigara.

Menurut surat kabar yang beredar di beberapa ibu kota negara Arab itu, Jenderal Mohammad Betshin, penasihat Presiden Liamine Zeroual, akan memimpin delegasi pemerintah.* (MA)

Dari: Majalah UMMAT Tahun I No. 02, 24 Juli 1995/26 Shafar 1416 H

BACA JUGA:
Tudingan Mesir ke Sudan
Dr. Irfan Ljubijankic Syahid di Bosnia
Tentara Tutsi Bantai Muslim di Burundi

By mansyur

2 thoughts on “Kompromi FIS untuk Ikut Pemilu Aljazair”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *